Rabu, 30 November 2011

artikel lingkungan

Polusi Air dan Tanah


Pencemaran air dan tanah umumnya terjadi oleh tingkah laku manusia seperti oleh zat-zat detergen, asap belerang dan zat-zat kimia sebagai sis pembuangan pabrik-pabrik kimia atau industri. Pencemaran inipun bisa juga oleh pestisida, herbisida, pupuk tanaman yang merupakan unsur-unsur polutan, sehingga mutu air dan tanah berkurang bahkan dapat membahayakan, baik untuk tumbuh-tumbuhan maupun hewan/manusia.
Sebagai contoh DDT, ladrin, endrin, dan fosfor organik bila mencemari tanah pertanian akan merugikan sebab zat-zat ini bisa membunuh mikroorganisma/jasad renik yang sangat penting bagi tanah untuk proses pembusukan dan sintesa zat-zat organin atau anorganik.
Insektisida yang sering dipakai sebagai pembasmi serangga/nyamuk kalau paenggunaannya tidak terkontrol bisa menimbulkan pencemaran pada umumnya, misalnya air minum, bisa merugikan kesehatan pada umumnya dan juga dapat mengakibatkan resistensi terhadap zat-zat ini. Selain itu insektisida ini juga dapat bersifat karsinogenik, yaitu zat-zat yang bisa menimbulkan terjadinya kanker atau tumor ganas.
Jangan dilupakan pula sampah-sampah atau kotoran yang tidak digunakan akibat proses kehidupan manusia yang sering dibuang kedalam tanah atau air sungai. Hal ini jelas mempengaruhi produktifitas air, tanah dan lingkungan secara luas.
Degnan demikian dalam setiap program pembangunan, penggunaan zat-zat untuk mendukung berhasilnya pembangunan (penggunaan pestisida, dan lain-lain) harusla dikendalikan dengan seksama untuk memperkecil pengaruh sampingan yang tidak diinginkan. usahakan kalau memungkinkan untuk menemukan zat kimia yang efektif sebagai pengganti zat kimia yang mempunyai pengaruh yang tidak baik pada lingkungan.
Sebelum ditemukan zat kimia demikian, maka satu-satunya jalan sebagai petunjuk ekologi yang dapat dianjurkan adalah kewaspadaan dalam penggunaan setiap zat kimia yang mempunyai pengaruh potensial yang luas pada lingkungan.
Hal ini perlu sebab beberapa bentuk pencemaran, terutama yang disebabkan oleh zat kimia beracun seperti asam, alkali, lemak, dtergen dan lain-lain mempunyai pengaruh langsung yang destruktif pada kehidupan.

Rabu, 23 November 2011

Artikel Agama

Empat Perkara Sulit

KH Mahfudz Hudlori
Menurut Sayyidina Ali ibn Abu Thalib RA, ada empat perkara yang sangat sulit untuk dilakukan:
Pertama, memberi maaf di kala marah.
Sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq RA, pernah marah besar setelah tahu bahwa salah seorang penebar fitnah hadîtsul-ifki (gosip) yang mencoreng kesucian putri beliau Aisyah RA adalah tetangga dekatnya sendiri, bernama Mastoh.
Padahal, biaya hidup sehari-hari keluarga Mastoh banyak bergantung pada belas kasihan Abu Bakar. Bahkan sewa rumahnya pun tak jarang dibantu Abu Bakar. Pantas kalau Sahabat yang dikenal penyabar ini marah atas kelancangan Mastoh yang tega turut menyebarkan gosip mencemarkan nama dan kesucian putrinya. Saking marahnya, Abu Bakar bersumpah tak akan memberi bantuan apapun kepada Mastoh dan keluarganya.
Berkait dengan sumpah itu, maka turunlah firman Allah SWT yang langsung dibacakan Rasulullah SAW kepada Sahabat karibnya itu. “Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah. Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada.” (Qs. an-Nûr [24]: 22)
Abu Bakar tetap marah. Dahsyat kejengkelanya itu membuatnya enggan memaafkan. Dadanya sempit seakan dihimpit beban emosi yang tak terkira beratnya. Lalu Rasulullah melanjutkan pesan Allah dalam lanjutan ayat itu: “Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Maka tersentuh Abu Bakar dengan tawaran ampunan Allah yang Rasulullah kemukakan. Dan dengan sigap Abu Bakar menjawab: “Ya, kami sangat ingin memperoleh ampunan-Nya!” Dan Abu Bakar pun memaafkan kesalahan Mastoh.
Kedua, memberi di kala fakir.
Di saat berlebihan harta, mungkin semua orang bisa memberi. Tapi di kala fakir, tak semua orang bisa melakukannya.
Dalam kondisi fakir, sifat yang banyak berjangkit adalah kikir. Kecuali kasih ibu kepada anaknya. Seperti diceritakan dalam sebuah hadits, seorang pengemis wanita datang ke rumah Rasulullah sambil menggendong dua anaknya.
Dengan wajah memelas ia julurkan tangan meminta belas kasih dari keluarga Nabi SAW. “Berilah kami. Rasa lapar sungguh sudah lama mendera kami,” pinta wanita itu.
Tersentuh suara pengemis itu, Aisyah tergopoh mencari makanan di dapur. Tapi ia hanya dapatkan lima butir kurma. Tiga butir ia berikan kepada si pengemis, dan dua butir ia sisakan. Pengemis itu memberi satu butir untuk anaknya sebelah kanan, dan sebutir lagi untuk yang di sebelah kiri.
Kedua anak itu menyantap dengan lahap. Ketika sang ibu hendak menyantap sisa sebutir kurma di tangan, kedua anaknya saling berebut kurma itu. Sang ibu yang fakir pun tak jadi makan. Ia potong kurma satu-satunya itu menjadi dua, sebelah untuk anak yang di kanan dan sebelah untuk yang di kiri.
Sejurus kemudian, Rasulullah tiba. Dan Aisyah menceritakan ihwal pengemis tadi. “Betapa mulia kasih wanita itu kepada kedua anaknya. Masing-masing sudah diberi satu butir kurma. Tinggal satu untuk dirinya. Mulut sudah siap menyantap, ia malah urung karena anak-anaknya merebut. Ia belah menjadi dua dan diberikan kepada kedua anaknya,” cerita Aisyah. Mendengar penuturan itu, Rasulullah menitikkan air mata seraya bersabda, “Wanita itu calon penghuni surga.”
Ketiga, berjiwa iffah di kala berduaan dengan lawan jenis.
Betapa bergeloranya gelombang syahwat pemuda Yusuf AS kala diberi kesempatan oleh wanita cantik, Zulaikha untuk melayaninya. “Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andai ia tiada melihat tanda (dari) Tuhannya.” (Qs. Yûsuf [12]: 24)
Ayat ini tidak menunjukkan bahwa Nabi Yusuf memiliki hasrat buruk terhadap Zulaikha. Tapi godaan yang sangat besar, rentan membawa beliau jatuh ke dalam kemaksiatan, andai ia tidak dikuatkan oleh keimanan kepada Allah.
Itulah jiwa iffah. Berupa rem batin yang dapat mencegah fisik untuk tidak melabrak larangan Allah. Sebagai manusia, Nabi Yusuf tidaklah kosong dari nafsu. Ia berkata, “Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.”
Berjiwa iffah dalam suasana pergaulan laki-perempuan yang tidak bersekat, sungguh amat berat. Apalagi di zaman sekarang yang telah kian massif pergaulan bebas, kebinalan nafsu yang bisa diumbar di semak-semak. Budaya sepuas-puasnya ini begitu mudah didapat, semurah permen karet yang murah dan bisa di kunyah kapan dan di mana saja. Na’udzubillâh.
Beruntunglah pemuda Yusuf yang tergolong manusia dengan nafsu yang dirahmati Allah. Dan jadilah ia manusia pilihan-Nya.
Ketiga, berkata benar kepada penguasa yang lalim.
Seperti yang dialami Nabi Ibrahim AS, saat menghadap raja Namruz sang lalim. Ibrahim menanggung risiko hukuman dibakar hidup-hidup, atau berkata “benar” kepada orang yang diharapkan perlindungannya itu.
Begitu pula yang dilakukan paman Rasulullah SAW, Abu Thalib saat didatangi beberapa utusan masyarakat Makkah yang menawarkan tiga pilihan menggiurkan: memberi kekayaan sebanyak-banyak untuk keponakannya itu jika beliau mau menghentikan dakwahnya. Atau, siap menobatkan beliau sebagai raja, jika memang itu keinginan beliau. Atau menghadiahinya wanita tercantik asalkan mau berhenti berdakwah.
Abu Thalib menyampaikan tawaran itu kepada Rasulullah yang beliau jawab, ”Demi Allah wahai pamanku. Kalau saja mereka meletakkan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan misi dakwah ini, tidaklah akan aku lakukan, sampai Allah menampakkan keagungan agama ini, atau aku mati karena membelanya.”
Abu Thalib sangat terkagum dengan keberanian keponakannya itu. Lantas ia memberi semangat, ”Teruskan langkahmu, wahai anak saudaraku. Katakan apa yang kau suka. Demi tuhan, aku tak akan pernah absen sedikitpun membelamu.”

Perokok Pasif Beresiko Tuli

Para perokok pasif yang terus menerus menghirup asap tembakau beresiko kehilangan kemampuan mendengar, menurut penelitian.


Perokok Pasif Beresiko Kehilangan Fungsi Pendengaran

Penelitian sebelumnya mengindikasikan bahwa orang-orang yang dulu merokok serta yang masih merokok lebih cenderung kehilangan kemampuan penuh pendengaran mereka, namun belum diketahui apakah perokok pasif juga rentan terhadap hal ini.

Para peneliti menggunakan data tahun 1999-2004 dari National Health and Nutrition Examination Survey yang merupakan survey keluarga tahunan yang digabungkan dengan pemeriksaan fisik sampel representatif populasi A.S. Demikian seperti yang dilansir olehScience Codex (16/11/10).

Total 3.307 orang dewasa berumur antara 20 dan 69 tahun dimasukkan dalam analisa akhir. Kemampuan mendengar mereka semua dites dan diklasifikasikan sebagai perokok pasif menurut tingkat unsur pokok kotinin dalam darah mereka.

Mereka juga menyediakan informasi rekam medis, tingkat eksposur bunyi, serta apakah mereka pernah merokok atau tinggal/bekerja bersama seorang perokok.

Tingkat kehilangan kemampuan mendengar pada setiap telinga dinilai dengan menguji kemampuan mendengarkan nada murni pada rentang frekuensi dari 500 Hz (rendah) hingga 8000 Hz (tinggi).

Para pria yang lebih tua dan mereka yang menderita diabetes secara signifikan lebih cenderung kehilangan kemampuan mendengar pada frekuensi tinggi dan hal ini berlaku pada mereka yang merupakan mantan perokok dan mereka yang tak pernah merokok.

Akan tetapi setelah memperhitungkan faktor-faktor ini, baik mantan dan perokok pasif terhubung dengan kerusakan pendengaran.

Mantan perokok secara signifikan lebih cenderung menderita kerusakan pendengaran. Terjadinya kehilangan kemampuan mendengar frekuensi rendah hingga frekuensi menengah pada kelompok ini berada di angka 14% dan hampir setengah (lebih dari 46%) kehilangan kemampuan mendengar frekuensi tinggi (lebih dari 25 desibel).

Walaupun resikonya tidak sekuat mereka yang tak pernah merokok, hampir satu di antara sepuluh (8,6%) kehilangan kemampuan mendengar frekuensi rendah hingga menengah dan satu di antara empat (26,6%) kehilangan kemampuan mendengar frekuensi tinggi.

Penemuan yang lebih jelas pada mereka yang dulu perokok menunjukkan bahwa menghisap asap rokok orang lain secara konstan dalam kelompok ini walaupun pada tingkat rendah dapat meneruskan proses kehilangan kemampuan mendengar frekuensi tinggi yang dimulai saat mereka masih merokok, kata para peneliti.

"Penelitian lebih jauh diperlukan untuk menentukan apakah merokok pasif meningkatkan pengaruh eksposur bunyi dan penuaan terhadap kemampuan mendengar. Jika penemuan ini secara bebas dikonfirmasi, maka kehilangan kemampuan mendengar bisa ditambahkan ke daftar akibat penyakit yang berhubungan dengan eksposur terhadap asap tembakau yang bukan berasal dari penderita," tutup para peneliti.

artikel diatas bersumber dan diambil dari http://sainspop.blogspot.com/2010/11/perokok-pasif-beresiko-tuli.html , 

Kamis, 03 November 2011

inilah pendeskripsia SAYA

Assalamualaikum wr.wb :$ sebagai seorang muslimin yah layaknya untuk kita sebelum membuka mengucapkan salam dan membaca : bismillahirahmanirahim :)
oke kita mulai !! perkenal kan nama gue/aku/saya adalah FARIZ Widyan Harimurti *keren kan B)* yap itulah nama yang bokap gue kasih ke gue, berharap anaknya jadi anak yang keren B). Gue/aku/saya lahir di Jakarta pada tanggal 27 februari 1995. Ohiya lupa, alesan gue membuat hal semacam ini sebelumnya kalo kalian semua ngerasa bingung adalah karena emm... karena emmm... kalo ga salah sih tugas, yang sebenernya ini postingan pertama gue tentang pendeskripsian diri gue sendiri *oke emg gue norak!!* lanjut~ . gue adalah anak ketiga dari 3 bersaudara. sekarang gue tinggal di Depok Jawa Barat. Sebelumnya waktu SD gue sempet tinggal di Surabaya waktu kelas 1 sampe kelas 3 SD trus gue pindah lagi ke kota Malang dari kelas 4 SD sampai lulus SD. setelah itu gue tinggal di depok,dan sekarang gue duduk di bangku kelas 2 SMA. Oiya sedikit perkenelan semenjak tinggal di Depok nama gue yang FARIZ <-- yang keren ini entah kenapa sirna, karena kedatangan gue ke kota ini diikuti dengan ke medok an gue akan bahasa Jawa dari jatim ngebuat gue terlihat ndeso *oke gue emg ndeso!* sehingga menyebabkan gue dipanggil JAWA, itulah sejenis nickname yg sekarang ini gue pake. fine2 aja sih mungkin nama jawa gitu menggabarkan orang yg ndeso dan lain2, tapi seengganya gue *berharap* keren. Karena se inget gue disuruh mendeskripsikan diri yah apa daya gue bingung meninjau kaya gimana muka dan bentuk badan gue, so kalian deskripsi in sendiri aja ya bentuk gue itu seperti apa seperti foto di atas. yah mungkin gue bisa psting sampe segini aja karena emang gue baru pertama kali masang postingan di blog *iye tau gue norak!!* . Gue juga tau isi dari Blog ini kebanyakan hal gajelas dari curhatan anak mnusia ndeso !! soooo, see you guys :*